Suatu hari, Mas Tri dari campus Ministry datang ke saya sambil membawa sepucuk surat. Dalam surat itu, saya diminta ngisi khotbah Senin di balaiurung UKSW. Wah... tersentak juga aku mendengarnya. Apalagi melihat tema yang diberikan Campus Ministry adalah "datanglah kerajaanMu", yang menurut saya “rohani banget”. Sebenarnya sih minder juga. Apalagi UKSW adalah gudangnya para pakar di bidang kerohanian. Tetapi mengingat ini adalah perintah Campus Ministry yang notabene “empunya kerajaan Allah” di Universitas ini, saya tidak kuasa menolaknya. Dan berikut adalah kutipan artikel renungan saya....
Berbicara tentang Kerajaan Allah, bahwa Kerajaan Allah adalah berita utama dari Alkitab. Tahukah Anda bahwa kata-kata Kerajaan Allah atau Kerajaan Sorga disebutkan sebanyak 37 kali pada 28 Bab Injil Matius, 14 kali pada 16 Bab Injil Markus, dan 32 pada 24 Bab Injil Lukas. Itu artinya bahwa sentral dari pemberitaan di dalam Perjanjian baru adalah tentang Kerajaan Allah.
Alkitab menjelaskan bahwa Kerajaan Allah dapat bersifat keakanan tetapi sekaligus juga bersifat kekinian.
Aspek keakanan dari Kerajaan Allah dapat dilihat pada khotbah Yesus tentang akhir zaman (Mat. 24-25). Pada ayat-ayat tersebut Yesus mendeskripsikan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang, dan puncaknya adalah kedatangan Anak Manusia dalam kemuliaan untuk memerintah sebagai raja.
Aspek kekinian Kerajaan Allah dapat dilihat dari perspektif bahwa Kerajaan Allah tersebut sudah datang melalui pelayanan Yesus Kristus. Mat. 12:28 mencatat bahwa Yesus menyatakan, "Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah itu sudah datang". Sedangkan pada bagian lain yaitu Lukas 17:20-21 menyatakan bahwa "Kerajaan Allah ada di antara kamu." Dari aspek kekinian tersebut, dapat dipahami bahwa Kerajaan Allah adalah suatu konsepsi sosial untuk kehidupan sekarang ini. Kerajaan Allah adalah suatu realita yang dapat dibangun di dunia ini, yang mewarnai seluruh aspek kemanusiaan yang tertata menurut hukum-hukum ilahi.
Walter Rauschenbusch dalam tulisannya tentang The Kingdom of God Doctrine menyatakan bahwa iman kristen harus mampu menjawab tantangan perkembangan zaman. Walter Rauschenbusch adalah seorang pendeta di Second Baptist Church New York. Beliau pernah melayani di daerah yang disebut "Hell's Kitchen". Di daerah tersebut Pendeta Walter melihat betapa kerasnya kehidupan saat itu. Ia menyaksikan eksploitasi tenaga kerja oleh industri-industri raksasa, penindasan kepada kaum miskin dan lemah, dan perlakuan diskriminatif dari pihak penguasa kepada orang-orang yang menderita. Sementara di sisi lain, ia melihat gereja tidak melakukan tindakan apapun. Sikap pasif dari gereja itu dimengerti oleh Pendeta Walter sebagai tanda dari kegagalan teologi di dalam menjawab tantangan zaman. Akhirnya jeritan hati sang Pendeta tersebut dituangkan dalam tulisan-tulisannya, bahwa komunitas Kerajaan Allah (komunitas orang-orang yang taat kepada hukum Allah) harus mampu menciptakan suatu tatanan kehidupan yang baik dan teratur bagi lingkungannya sesuai dengan aturan-aturan Allah.
Setiap orang beriman harus mampu mengejawantahkan imannya dalam perilaku sehari-hari. Sehingga, komunitas masyarakat akan segera berkembang ke arah yang jauh lebih baik. Suatu komunitas masyarakat yang baik, hidup dalam kedamaian dan persaudaraan, itulah Kerajaan Allah dalam perspektif kekinian. Kerajaan Allah dalam perspektif kekinian, tidaklah dibatasi oleh gereja dan segala aktivitasnya. Kerajaan Allah dapat bekerja melalui keluarga, pemerintah, institusi sosial serta institusi-institusi pendidikan seperti UKSW.
Lalu bagaimana dengan UKSW ?
UKSW, sebagai sebuah lembaga Kristiani, yang notabene sebagai lembaga yang dimiliki oleh para pengikut Kristus, yang berarti juga lembaga yang dimiliki oleh anggota kerajaan Allah, harus mampu menjawab tantangan untuk mewujudkan realitas kerajaan Allah bagi lingkungannya.
Melalui unit-unit yang dimilikinya, seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Lembaga Bantuan Hukum, Poliklinik atau lembaga-lembaga lain yang berhubungan dengan masyarakat harus mampu menghasilkan sesuatu yang berguna dan memiliki manfaat yang riil bagi masyarakat. (Kita sudah memiliki poliklinik, yang nantinya kita rancang untuk menjadi sebuah Rumah Sakit. Mudah-mudahan ke depan lembaga-lembaga yang melayani masyarakat ini tidak libur, meski kuliah sedang libur....).
Kita sebagai anggota Kerajaan Allah yang seharusnya sudah mengenal Kebenaran, semestinya dapat menyuarakan kebenaran itu. Kita yang mengaku mempunyai iman yang lurus, semestinya juga dapat meluruskan semua kebengkokan yang terjadi dalam masyarakat. (Dilingkup Salatiga, saya menyampakaian apresiasi kepada beberapa rekan warga UKSW yang telah memperjuangkan hak-hak rakyat kecil tertutama menyangkut kenaikan tarif PDAM).
Di tengah-tengah gejolak yang terjadi di Indonesia, dimana korupsi, kolusi, kekerasan sampai pada bencana dan kelaparan yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa ini, di mana kita berada. Apa yang kita telah lakukan, sebagai kumpulan orang-orang yang mengaku sebagai anggota Kerajaan Allah.
Jangan sampai kita terlalu egois yang terwujud dalam sikap mementingkan keselamatan diri sendiri, tanpa mempedulikan orang lain. Mudah-mudahan kita tidak hanya mengatakan "Yang penting kita baik-baik saja, tidak usah berbicara hal-hal yang beresiko. Itu berbahaya!".
Mudah-mudahan kita berani menyuarakan kebenaran illahi, sehingga dapat mewujudkan komunitas kita sebagai komunitas yang teratur, hidup dalam kedamaian dan persaudaraan, hidup menurut aturan-aturan Allah, sehingga kita layak disebut sebagai Komunitas Anggota Kerajaan Allah.
Amien.
1 comment:
Wah.. nyambi jadi pendeta nih Pak..
:-)
Post a Comment