Wednesday, July 21, 2010

Presbikusis : sharing buat teman-teman yang punya ibu Lanjut Usia..

Salatiga, 21 Juli 2010

Beberapa hari ini aku cukup panik melihat ibuku yang sedang stress.. Ibuku yang mendekati usia pensiun sebagai guru (60 tahun), stress dan depresi.. Bukan karena ia mau pensiun, tetapi karena telinganya berdenging keras setiap hari. Sudah diupayakan berbagai cara mulai dari penanganan tradisional (dikebuli nasi anget) sampai treatment medis melalui dokter. Saking stressnya, dokternya pun cari sana-sini. Mulai dari dokter Puskesmas, dokter Rumah sakit sampai dokter spesialis THT di Sragen. Dan anehnya, setiap dokter memiliki penanganan yang berbeda-beda. Ada yang memberi tetes telinga, ada yang menganjurkan di rendam air, dan banyak lagi.. Dan anehnya, dokter THT disana pun hanya makin membuat ibu stres saja dengan mengatakan "Ya sudah.. Ibu banyak berdoa saja.. Penyakit kan pemberian Tuhan". Wow.. ibu makin panik dan telinganyapun makin hari makin tambah berdenging dan berdenging (menurut dia, sih)...

Filosofi Jawa mengatakan, telinga berdenging memiliki banyak arti. Ada yang mengatakan bahwa yang bersangkutan sedang dipergunjingkan orang. Ada yang mengatakan bahwa itu adalah peringatan dari Tuhan tentang kesalahan yang telah diperbuatnya. Banyak filosofi yang membuat ibu semakin bingung. Segala kegiatan yang "beresiko", satu persatu di tanggalkannya. Mulai dari bendahara BOS di Sekolah tempat beliau kerja, sampai pada Bendahara PKK di kampungnya. Meski ibu dikenal "jujur" sehingga menjadi bendahara dimana-mana, tetap saja ia takut menjalankan lagi pekerjaan beresiko itu.. Takut mendapat peringatan yang "lebih" lagi dari Tuhan setelah telinga berdenging itu.

Suatu hari ketika aku mengunjunginya, ibuku terlihat makin kusut. Berat badannya menurun sampai 5 kg. Wajahnyapun jarang sekali tersenyum, padahal di hari-hari biasa, beliau adalah orang yang selalu berusaha membawa keceriaan dalam keluarga kami. Melihat kondisi tersebut, akupun mencoba menawarkan solusi untuk aku ajak ke Salatiga dan berobat kesana. Disana ada Rumah Sakit khusus THT yang cukup terkenal. Kalau tidak salah, namanya RS. ASYIFA. Dokternya Bu Sapartinah, salah satu dokter senior di Salatiga. Karena hasrat ingin sembuhnya sangat tinggi, ibupun menurut dibawah kemana saja. Dan akhirnya kamipun dibawah ke salatiga. Ibuku melakukan serangkaian tes medis dan akhirnya dokter sepuh itupun mengatakan "Bu.. Ibu ini sehat-sehat saja. Tidak sakit apa-apa". Ibuku pun tercengang dan mengatakan "Ndak sakit gimana Bu? Lha wong dengingan ini semakin keras saja..".

Dokter sepuh itupun menjelaskan dengan sabar.. Bahwa yang diderita ibuku itu namanya adalah PRESBIKUSIS. Itu adalah gangguan pendengaran usia tua. Bahkan dokter itupun mengatakan bahwa diapun telinganya berdenging. Tapi dia cuekin saja. Karena itu adalah gejala alamiah untuk orang usia lanjut. Seperti rambut kepala yang mulai memutih, kulit wajah yang mulai berkerut, bahkan juga punggung yang serasa mulai bongkok. Itu adalah gejala alamiah yang tidak perlu dirisaukan. Dokter itupun minta pada ibuku untuk "cuek saja" ketika dengingan itu muncul. Katanya "Bu, dengingan itu terasa semakin keras, karena ibu mencarinya. Ibu merasa-rasakan dengingan itu.. Sehingga yang terjadi adalah bahwa dengingan itu seperti semakin keras saja. Ibu harus cuek.. Sabar.. Maka lama-lama denginan itu akan seperti tidak terdengar..". Meski masih terasa mengganjal, namun lambat laun ibu mulai bisa menerima saran-saran dokter.

Akupun mulai googling dengan kata kunci "Presbikusis". Dan ini adalah sekilas tentang hal tersebut. Presbikusis adalah gangguan pendengaran karena proses penuaan. Pada orang lanjut usia terjadi proses degeneratif pada organ pendengaran sehingga terjadi kemunduran sel-sel dan penurunan elastisitas membran. Disamping itu, terjadi pula gangguan pasokan darah pada otak sehingga orang lanjut usia akan mengalami gangguan pendengaran di mana yang pertama terkena adalah pendenagaran bunyi dengan nada tinggi selanjutnya diikuti dengan gangguan pendengaran bunyi nada rendah. Gejala klinis Presbikusis adalah pendengaran berangsur-angsur berkurang, bila suara diperkeras atau berteriak menyebabkan sakit telinga, sulit memahami percakapan terutama pada lingkungan bising, dapat mendengar tetapi tidak paham (diskriminasi ucapan), sulit mendengat nada tinggi “s” dan “th”, lebih mudah mendengar suara pria ketimbang wanita dan ada suara berdenging (tinnitus).

Lalu bagaimana mengatasi Presbikusis? Mungkin benar kata Dokter Sapartinah. "Cuekin saja". Karena itu adalah gejala alamiah yang tidak bisa dihindari semua orang. Seperti kita yang mencuekin rambut memutih dan kulit keriput saat usia mulai beranjak senja. Seperti juga kata Bondan Prakosa dalam Lagunya "YA SUDAHLAH".. Ibuku sayang, biarkan saja dengingan itu lewat.. Atau bahkan jadikan sahabat yang mengisi hari-hari.. Sulit memang.. Tapi ananda yakin, ibu pasti bisa.....

11 comments:

Indrastanti said...

kyknya nama dokter yg d sltg adl supartinah pak

Teguh Wahyono said...

@IRW : ehh... ada Bu IIN... hehehe... Makasih koreksinya Bu. Maklum, mulai pikun.. gejala alamiah juga kali.. wkwkwkwk

Indrastanti said...

jempol

Yusda Selalu Diberkati said...

Suwun inpo nya Pak...

Adhec Celullar said...

tengkyu p. guh ikut prihatin juga nih....... kita sama2 mempunyai orang tua yang mendekati............yah bisa dikatakan manula.... nggak tega juga sih menyebutnya kelihatannya koq kejam sekali, tapi itulah hidup suka-tidak suka kita akan menghadapi siklus wajib seperti ini..... kita doa'kan smoga orang - orang yang kita cintai ini akan sabar menghadapi kenyataan hidup, yang nanti kita akan banyak belajar kepadanya. kita nanti pada saatnya juga akan mengalami masa-masa seperti yang mereka lewati.... terima kasih banyak p.guh telah mau berbagi informasi seperti ini. tengkyu....

Budhi Kristianto said...

wah...nice info pak...akhir2 ini keluarga kami jg dirisaukan 2 hal...papiku yg 82 thn sdh mulai kurang jelas penglihatannya...dan mertuaku laki2 yg 62 thn mulai sakit sendi dengkulnya...menurut google,tulang rawannya sdh tipis...ya...ga ada cara lain..itu alamiah...ya...sudahlah...

Teguh Wahyono said...

@Mas Ashe : betul sekali mas... kita hanya bisa berdoa semoga orang-orang yang kita kasihi dapat melewati masa-masa seperti itu...
@Pak BK : Setuju Pak.. Meski banyak kerepotan, tetapi tentu kita masih sangat bersyukur bisa ditunggui mereka-mereka sampai di usia segitu... Gimana jalan-jalan ke Jogja hari ini?

ajivets said...

bebas rokok ra guh???

Bung Espe said...

Mas, saya prnah ngalami yg sprti itu, kurang lebih 3 atw 4 bln lamanya di prtengahan 2006, hnya pnybabnya brbeda, waktu itu saya trjatuh dan kena benturan di blkang kepala bgian kanan, akibatnya tlinga bengkak n brdenging di sertai vertigo. Walau cedera/bengkaknya dah smbuh tp denging itu masih terus terasa.SOLUSINYA, saya terapi di pijat ahli saraf, 2xseminggu selama 1bln, kmudian 1xseminggu slama 1bln, dan 2mgu 1x slama 1bln. Terakhir 1x sbulan. HASILNYA, saya sembuh, vertigonya juga sembuh.

Didik Nugroho said...

Nais Inpo Gan....
Sama bos Teguh Ibuku dua-duanya juga mengalami kondisi sama, sekarang kalau bicara kami berusaha dekat, kontak mata, bicara jelas dan pelan... dulu kadang saya kurang sabar trus memilih jarang ngobrol. Tapi lama-lama saya belajar memahami dan menyediakan waktu untuk ngobrol dengan cara tadi.

Teguh Wahyono said...

@admin : bebas rokok... :-)
@Mas Espe : thanks infonya mas... Ibu kemarin juga ditawari untuk ikut terapi.. Gak ada salahnya sih dicoba... Dan semoga bisa lebih baik kondisinya.. doakan ya mas.
@Mr Dik : Thanks pak didik... mungkin itu yang bisa kita buat ya pak.. Belajar memahami mereka, sehingga tidak membuat mereka merasa "tersisih" dengan kekurangannya..